FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN FISIK PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU

Authors

  • Erika Dewi Noorratri STIKES Aisyiyah Surakarta
  • Irma Mustika Sari STIKES AISYIYAH SURAKARTA

DOI:

https://doi.org/10.30787/gaster.v15i2.200

Keywords:

Faktor, Kemandirian fisik, Tb Paru

Abstract

Latar Belakang : Tuberculosis adalah penyakit yang mematikan dan menular di dunia. Kasus baru ada 9 juta setiap tahunnya dan hampir mencapai 2 juta manusia pada kasus kematian. Indonesia menempati urutan ketiga jumlah kasus dengan jumlah sebesar 700 ribu kasus tuberculosis setelah India dan Cina.(WHO,2013). BKPM Magelang ada 399 pasien tuberculosis pada tahun 2015. Ada beberapa faktor penyebab kasus TB RR/TB MDR terus meningkat dilihat dari sisi pasien yaitu rendahnya kesadaran diri pasien untuk sembuh, dan rendahnya kepatuhan minum obat yang sering disebabkan adanya efek samping obat. Kesembuhan pasien tuberculosis membutuhkan waktu yang cukup lama, yang membuat pasien merasa jenuh dan bosan dalam menjalankannya. Kemandirian fisik perlu ditingkatkan pada pasien tuberculosis. Tujuan Penelitian : menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kemandirian fisik pasien Tuberculosis Paru. Metode Penelitian : deskriptif kuantitatif sampel diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian : faktor jenis kelamin diperoleh nilai p=0,524 (p>0,05), faktor usia p=0,588 (p>0,05), faktor jarak rumah p=0,201 (p>0,05), pendapatan nilai p=0,688 (p>0,05), status pernikahan nilai p=1,000 (p>0,05), pekerjaan diperoleh nilai p=0,204 (p>0,05), pendidikan nilai p=0,529 (p>0,05) dan penyakit lain diperoleh nilai p=0,440 (p>0,05). Simpulan: Tidak ada faktor yang berhubungan pada kemandirian fisik TB Paru.

References

BKPM Magelang. 2015. BPKM Magelang .profile BKPM kota Magelang. Magelang : BKPM Magelang

Dwidiyanti Meidiana. (2014). Intervensi keperawatan holistik program sowan melalui target sehat mandiri pada pasien tb paru (pp. 14–22). Retrieved from http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewjournal&journal=426&issue= Vol 2, No 1 (2014): Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah

Erni Erawatyningsih, dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat pada Pasien Tuberculosis Paru. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 25, No. 3, September 2009

Glasglow, R. E, et al. 2003. Increasing diabetes self management education in community settings. American Journal of Preventif Medicine.

Infodatin_tb.pdf. diakses 14 April 2016. www.kemenkes.go.id/resources/download. pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI

LeeAnn Cardaciotto.2006. Department of Psychology, La Salle University, Box 268, 1900 W. Olney Avenue, Philadelphia, PA, 19141.

Orem, D. (2001). nursing: concept of practice. Michigan: Mosby.

Rinajumita, 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lansia Di wilayah kerja puskesmas lampasi Kecamatan payakumbuh utara Tahun 2011. Jurnal Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Rukmini dan U.W Chatarina. (2014). Kejadian Tb Paru Dewasa Di Indonesia ( Analisis Data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010 ). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.

Rusadi, Matrisno, dkk. 2012. Huungan Pengetahuan dengan Kegagalan Pengobatan Tuberculosis di Puskesmas Antang Kecamatan Manggala Kota Makassar. Vol.1 No.1 Tahun 2012. ISSN : 2307 2531. Universitas Hasanudin Makasar.

Salmon. 2004. Mindfulness Meditation In Clinical Practice. Cognitive And Behavioral Practice 11,434-446, 2004. Association For Advancement Of Behavior Therapy.

WHO. Indonesia Tuberculosis Profile. 2011 diakses 27 September 2015. Available on:https://extranet.who.int/sree/Reports?op=Replet&name=/WHO_HQ_Reports/G2/PROD/EXT/TBCountryProfile&ISO2=ID&outtype=pdf

Zainuddin, M. Metodologi Penelitian. Surabaya: Impress.1998

Published

2017-11-09

Issue

Section

Artikel