PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA MELALUI LATIHAN RELAKSASI PROGRESIF DI LINGKUNGAN SEKARBELA MATARAM
DOI:
https://doi.org/10.30787/gemassika.v5i2.576Keywords:
Kualitas tidur, Lansia, Relaksasi ProgresifAbstract
Perkembangan jumlah penduduk berusia lanjut mencapai 60% populasi dunia (UNESCAP). Nusa Tenggara Barat sendiri menduduki angka 915.000 jiwa (BPS NTB, 2013). Proses menua adalah kondisi yang akan terus terjadi tanpa ada obat yang dapat menghentikan laju penurunan fungsi organ pada manusia. Kondisi degenerative berdampak pada perubahan biologis-kognitif-psikologis-sosial individu. Perubahan ini menimbulkan berbagai gangguan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Salah satunya ada gangguan pola tidur (insomia). Perubahan pada kualitas tidur lansia menyebabkan ganggaun pada efesiensi, frekuensi dan efektifitas dari tidur lansia. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya kualitas daya tahan tubuh, kelelahan terus menerus, depresi dan gangguan social lainnya. Penggunaan obat tidur sangat dibatasi, tidak dapat digunakan terus menerus atau bahkan tidak dianjurkan karena kondisi degenerative pada lansia. Latihan relaksasi progresif merupakan latihan yang efektif untuk merileksasikan otot, mengurangi kecemasan, meningkatkan aktivitas parasimpatis, memperbaiki tidur dan menurunkan tekanan darah yang jika dilakukan terus menerus, dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia. Pengalaman untuk melakukan relaksasi progresif ini digunakan untuk membantu para lansia di lingkungan Sekarbela, Mataram. Kami dibantu oleh para kader mendapatkan hasil angka lansia dengan hipertensi dan kualitas tidur buruk cukup tinggi, sehingga latihan relaksasi progresif menjadi solusi dari kondisi tersebut untuk mencapai kemandirian lansia dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
References
Akmal, S.A. (2012). Diagnosis dan Penatalaksanaan Insomnia Pada Lanjut Usia. Diakses pada tanggal 27 Desember 2019
Akoso, Budi Tri drh dan Akoso, Galuh H.E, (2009). Med Express Seri Penyembuhan Alami Bebas Insomnia. Yogyakarta: KANSIUS
Azizah, L. M, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Berstein,A.D. Borkovec. Stevens. 2000. The Journal: New Direction in Progressive Relaxation Training a Guidebook for Helping. USA: Praeger Publisher.
Conrad, A. & Roth, W.T. 2007. Muscle Relaxation for Anxiety Disorder: It works but how?. The Journal of Anxiety Disorder, 243-264.
Depkes RI, (2015). Pelayanan Dan Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut. Diakses pada tanggal 27 Mei 2019
Dewi, PA. (2013) Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Tidur (Insomnia) Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar Bali. Diakses pada tanggal 27 Desember 2019
Djawa, Yohanes Daud, dkk. 2017. Perbedaan Kualitas Tidur sebelum dan sesudah Melakukan Relaksasi Otot Progresif pada Lansia. Nursing News. Vol.2 No. 2. Diakses pada tanggal 23 Januari 2020.
Erliana, Erna, dkk. (2013) Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah Latihan Relaksasi Otot Progresif (Progressive Muscle Relaxation) Di BPSTW Ciparay Bandung. Diakses pada tanggal 27 Desember 2019
Ernawati dan Agus, S. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Insomnia Pada Lanjut Usia Di Desa Gayam Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Diakses pada tanggal 21 Desember 2019
Gemilang, J, (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta: Mantra Books.
Harmono, Rudi. (2010). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pada Klien Hipertensi Primer. Dilihat pada tanggal 27 Desember 2019
Herodes, R, (2010). Anxiety and Depression in Patient.
Iwan. Skala Insomnia (KSPBJ Insomnia Rating Scale). 2009. Diakses 28 Desember 2019.
Karlina Dian Saputri, (2011). Pengaruh Teknik Relakasasi Guided Imagery Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur di Panti Sosial Trisna Werdha Tanggerang.
Kunnah, MA, dkk. Kiat Tidur Sehat dan Berpahala. Yogyakarta: Kiswah, 2014.
Kurniwati, Lutfi. 2018. Penerapan Teknik Relaksasi Otot Progresif untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Lansia. eprints.stikes-aisyiyah.ac.id. diakses pada tangal 29 Desember 2019.
Martono, H. H & Pranarka, K. (2011). Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi 4 cetakan ke-3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 80
Maryam Saeedi et al (2012). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Pada Kualitas Tidur Pasien Yang Menjalani Hemodialisis. Diakses pada tanggal 23 Desember 2019.
National Center for Complementary and Alternative Medicine. 2010. Influence Progressive Muscle Relaxation for Sleep In Elderly. http://icbseverywhere.com.
Nessma, P & Widodo, A. (2011). Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif terhadap perubahan Tingkat Insomnia Pada lansia Di Posyandu Lansia Desa Gonilan.Kartasura. Diakses pada tanggal 28 Desember 2019
Nugroho, W. (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.
Pratiwi, Rias Syafirtri. 2015. Efektifitas terapi relaksasi progresif terhadap kualitas tidur lansia di PKM Cakranegera. Jurnal STIKES Yarsi Mataram.
Prayitno. 2002. Gangguan Pola Tidur Pada Kelompok Usia Lanjut dan Terapi Relaksasi Otot Progresif
Ramdhani, N. dan Putra, A.A. (2011). Studi pendahuluan multimedia interaktif terapi relaksasi “laporan penelitian (tidak dilampirkan). Yogyakarta: Fak Psikologi UGM. 81
Ramdhani, N. Aulia. Adhyos. 2008. Pengembangan Multimedia Relaksasi. http://www neila.staff.ugm.ac.id. Diakses tanggal 27 Desember 2019
Widyastra, I. M. 2009. Terapi Relaksasi Otot Progresif Sangat Efektif Mengatasi Keluhan Insomnia pada Lansia. Gempar. Jurnal Ilmiah Keperawatan No.2 Vol.1, 84-89.